ICMI ORDA DEPOK BERSILATURRAHMI DENGAN WAKIL WALIKOTA

Sejak dilantik, baru pada Selasa, 1 November 2011 Majelis Pengurus Daerah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI),Kotamadya Depok Perode 2011-2016 melakukan silaturrahmi dengan Wakil Walikota Depok, Dr.KH.Idris Abdul Shomad,MA.


 Wakil-wakil ICMI yang hadir terdiri dari, Muhammad Alfin,SE (Sekretaris), dr. H.Fakrurrozi (Wakil Ketua), Dra.Irna Sjafei,MPd (Wakil Ketua), Nasser Jafar Seif, Msi,AAAIK,QIA,PIA (Bendahara), Dasman Djamaluddin,SH,M.Hum (Ketua Divisi Hukum dan HAM) dan Ernesto M.Barcelona (Sekretaris Dewan Pakar). Pada kesempatan silaturrahmi itu, ICMI Orda Kota Depok memperkenalkan para pengurusnya, sekaligus menyampaikan beberapa gagasan ICMI ke depan yang akan menyelenggarakan Rapat Kerja dalam waktu dekat ini.

 Wakil Walikota Depok  menyambut gembira gagasan ICMI Orda Depok dan mengharapkan agar nama Cendekiawan yang disandang tetap menjadi kebanggaan, sekaligus memikul tanggung jawab besar dalam hal membantu warga Depok sesuai bidangnya masing-masing.

Bagaimana pun, ujar Wakil Walikota Depok, kerjasama antara ICMI dan Pemerintah Kotamadya Depok agar berjalan dengan sinergi. Suasana berlangsung dengan akrab dan diselingi joke-joke sehat, maklumlah, Wakil Walikota ini didaulat oleh ICMI Orda Depok sebagai Ketua Dewan Pakar, sehingga sepertinya tidak ada jarak di kedua belah pihak.

Kalau boleh dikatakan, memang penampilan Wakil Walikota Depok seadanya dan sederhana. Maklumlah, Kiyai Idris, demikian singkatan nama yang diberikan kepada Wakil Walikota Depok tersebut memahami betul kehidupan bermasyarakat dan dekat sekali dengan warga Depok. Apalagi kedua orang tuanya memang berasal dari Depok. Ayahnya H. Abdul Shomad asli Beji, sedangkan Ibunya Hj. Yumani Binti Sholeh asli kelahiran Cilodong. Kedua orang tuanya kemudian hijrah di Jakarta untuk berdagang di Manggarai. Idris dan kedelapan saudaranya lahir di Jakarta dengan lingkungan keluarga besar yang relijius.

Cucu dari KH. Hasbi dan Nyai Siqot – Sesepuh Beji – ini menamatkan SD dan MI di Jakarta, kemudian Idris menimba ilmu di Pondok Gontor Ponorogo selama 6 tahun. Setelah itu, sang Kyai mendapatkan kesempatan beasiswa melanjutkan studi di Arab Saudi pada tahun 1982.

“Selama 15 tahun, saya berada di Arab Saudi. Pendidikan S-1, S-2 sampai S-3 saya selesaikan disana” kata bapak 3 putra dan 3 putri ini.

Dengan dukungan keluarga besar yang relijius inilah beliau menempuh pendidikan hingga meraih gelar doktor di Fakultas Syari’ah jurusan Tsaqofah Islamiyyah Universitas Imam Muhammad Ibn Saud, Ryad Arab Saudi.

Saat menyelesaikan tulisan tesis S-2 nya, Kyai Idris menikah dengan Hj. Elly Farida binti Abdurahman. Pada tahun 1997, setelah merampungkan gelar doktornya, sang kyai kembali ke Jakarta dan aktif di Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam (LP2SI) Al Haramain.

Dalam keterlibatannya di yayasan tersebut, Kyai Idris mengakui mendapat banyak bimbingan dari Hidayat Nur Wahid. “Tujuannya adalah untuk memberdayakan guru/para ustadz serta pondok pesantren” jelasnya.

Mengenai pengalaman organisasi, sejak di pondok Gontor, Kyai Idris sudah aktif dalam Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM). Sedangkan di Arab Saudi, Idris pun aktif dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI). Pengalaman organisasi inilah yang membuat diri Kyai semakin matang dalam menghadapi persoalan-persoalan di Kota Depok.

Selain itu, Kyai Idris juga menjadi dosen di Fakultas Dakwah Pasca Sarjana UIN dan UI. Kyai santun yang memiliki spesialis ilmu dakwah, pada tahun 2002 bersama-sama dengan Hidayat Nur Wahid mendirikan Ikatan Da’i Indonesia (IKADI). Kyai Idris mendapat amanah menjadi Sekjen di IKADI.

“IKADI yang dibentuk di 30 propinsi itu mempunyai misi untuk menyatukan persepsi para dai, mengukur peta dakwah serta arah yang jelas dan terukur dalam dakwah di Indonesia” jelasnya.

Keterlibatan beliau dalam mengawal pembangunan semakin matang saat diamanahi menjadi Sekretaris Umum MUI Kota Depok. Seorang ‘ulama yang juga terjun langsung menyelesaikan berbagai permasalahan warga Depok, terutama masalah-masalah sosial.

Kombinasi antara kedalaman ilmu dan kiprah nyata bersama masyarakat, makin meneguhkan sosok Kyai Idris sebagai ‘ulama yang visioner. Pemikiran beliau juga dituangkan beberapa buku, diantaranya :

- Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Sosial ; Perspektif Islam, IKADI
- Seri Membina Rumah Tangga Bahagia ; Suami Istri Bahagia, IKADI
- Seri Membina Rumah Tangga Bahagia ; Kiat-Kiat Mendidik Anak, IKADI
- Mengasah SQ dan Dzikrullah, MQ Publishing
- Dengan Semangat Fitrah Membangun Negeri Baldatun Thayyiban wa Rabbun Ghaffur, IKADI

Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail memang cocok menggaet Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok Idris Abdul Shomad ini sebagai wakilnya dalam periode keduanya. Sewaktu memperebutkan tokoh nomor satu dan dua di Kota Depok baru-baru ini, mereka didukung lima partai, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN), serta tiga partai non parelemen, yakni Partai Nasional Banteng kemerdekaan (PNBK), Partai Pelopor, Partai Republikan Nusantara. Selain itu, pasangan ini juga memperoleh dukungan dari beberapa ormas besar, seperti Forum Betapi Rempug.

Jika Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail tidak keliru memilih Kiyai Idris sebagai wakilnya, maka sudah tentu ICMI Orda Kota Depok pun tidak keliru mendaulat kiyai ini sebagai Ketua Dewan Pakar ICMI Orda Kota Depok Periode 2011-2016. Semoga Pemerintah kota Depok dan ICMI Orda Kota Depok bisa bekerjasama dan berjalan seiring demi mensejahterakan masyarakat Kota Depok. Terutama menjalankan amanah dan sudah tentu sebagai ummat Islam sudah tentu yang dicari adalah redhonya Allah SWT karena bagaimana pun pertanggung jawaban tertinggi adalah kepada  Allah SWT.


Komentar